Rabu, 15 Juli 2009

SALAM PERSAUDARAAN



Assalamu’alaikum Wr.Wb


Rahayu. Salam Persaudaraan &Salam Sejahtera Untuk Kitasemua

Marilah Kita Panjatkan Puji Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Atas Segala Limpahan Rahmat Dan Karunianya, Sehingga Sampai Detik Ini, Kita Dalam Keadaan Sehat Wal Afiat.

Bersama ini pula saya menasihati dengan sembilan hal.

Tiga menyangkut latihan kejiwaan, tiga menyangkut kelapangan dada, dan tiga lainnya menyangkut pengetahuan.

Yang menyangkut latihan kejiwaan adalah:

Jangan sekali-kali memakan sesuatu yang hatimu tidak menginginkannya, karena itulah yang dapat menimbulkan kekerasan kepala.

Jangan juga makan jika engkau tidak lapar.

Dan bila engkau makan, ucapkanlah Bismillâh dan ingatlah hadits Rasulullah saw. yang menyatakan: “Tidak ada suatu wadah yang dipenuhkan manusia yang lebih buruk dari perutnya. Kalaupun ia harus memenuhkannya, maka hendaklah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga sisanya untuk pernafasannya.”

Tidak dapat disangkal bahwa untuk hidup kita perlu makan, tetapi bukan untuk makan kita hidup. Agama tidak membenarkan kita mengurangi kadar kebutuhannya dari makanan yang bergizi, karena itu dapat menghambat fungsi biologis dan kewajiban ibadah kepada-Nya, tetapi itu tidak berarti berlebih-lebihan dalam kadar dan ragam makanan.

Beruntung siapa yang memiliki kemampuan jika melaksanakan tuntunan ini, dan beruntung pula yang kondisi kesehariannya tidak memungkinkan ia berlebih-lebihan, selama keadaannya itu dijadikannya titik tolak untuk mempraktekkan pesan Rasul saw. dan nasihat cucu beliau itu.

Yang pertama menyangkut kelapangan dada adalah: Siapa yang berkata kepadamu: “Jika engkau mengucapkan satu kata (buruk), kamu akan mendengar dariku sepuluh,” maka katakanlah kepadanya: “Bila engkau mengucapkan sepuluh kata, maka engkau tidak akan mendengar dariku walau satu kata.”

Yang kedua adalah: Siapa yang memakimu, maka katakanlah kepadanya: “Jika makianmu benar, maka aku bermohon semoga Allah mengampuniku, dan bila keliru, maka semoga Allah mengampunimu.”

Yang ketiga adalah: Siapa yang mengancammu dengan kebinasaan, maka jawablah ancamannya dengan nasihat dan doa.



Kata atau kalimat, memiliki wadah, isi wadah bisa baik dan bisa buruk, dan bisa juga tidak berisi sesuatu. Wadah yang kecil jika berisi sesuatu yang berharga, jauh lebih baik dari wadah yang besar yang berisi sesuatu yang kurang nilainya. Di sisi lain, wadah yang tidak berisi sesuatu apapun, lebih baik dari yang berisi sampah yang menjijikkan. Kata atau kalimat diibaratkan juga sebagai ovum. Menanggapinya sama dengan membuahi ovum itu dengan sperma. Pertemuan antara sperma dan ovum – melahirkan anak-anak atau kalimat baru yang beranak cucu, dan bila tidak terjadi pertemuan atau tidak dibuahi, ia menjadi sia-sia bagaikan haid yang keluar setiap bulannya dari rahim seorang wanita dewasa.

Karamah adalah kejadian di luar kebiasaan (tabiat manusia) yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba tanpa disertai pengakuan (pemiliknya) sebagai seorang nabi, tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus, yang terjadi pada seorang hamba yang shalih, baik dia mengetahui terjadinya (karamah tersebut) ataupun tidak, dalam rangka mengokohkan hamba tersebut dan agamanya.“ Dan termasuk dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini adanya Karomah para wali dan apa-apa yang Allah perbuat dari keluarbiasaan melalui tangan-tangan mereka baik yang berkaitan dengan ilmu, mukasyafat (mengetahui hal-hal yang tersembunyi), bermacam-macam keluarbiasaan (kemampuan) atau pengaruh-pengaruh.” Karomah ini tetap ada sampai akhir zaman dan terjadi pada umat ini lebih banyak daripada umat-umat sebelumnya, yang demikian itu menunjukan keridhoan Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya dan sebagai pertolongan baginya dalam urusan dunianya atau agamanya. Namun bukan berarti Allah Ta’ala benci terhadap orang-orang yang tidak nampak karomah padanya. Perkara “Karomah” ini telah tsabit (tetap) secara nash baik dalam Al Qur’an maupun Sunnah bahkan juga secara kenyataan.

Kepada siapakah Karomah ini diberikan? Karomah ini Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hamba-Nya yang benar-benar beriman serta bertaqwa kepada-Nya, yang disebut dengan wali Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman ketika menyebutkan tentang sifat-sifat wali-wali-Nya : “Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa”. (QS. Yunus: 62-63)

Demikian Yang Dapat Saya Sampaikan, Apabila Ada Yang Kurang Berkenan Saya Mohon Maaf, Karena Manusia Tidak Luput Dari Kesalahan Atau Kekhilafan, Dan Terima Kasih Atas Perhatiannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa Selalu Memberikan Jalan Terang Memudahkan Cita – Cita Kita Semua Di Dalam ” ( Wedar Among Jiwa ).


Wassalamu’alaikum Wr.Wb

‘KI AGENG JEMBAR JUMANTORO’


Tidak ada komentar:

Posting Komentar